Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan pelayanan terhadapt peserta didit yang terencana dan terprogram secara sistematis. Sebelum melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di Madrasah atau sekolah, kita harus menyusun program layanan terlebih dahulu.
Program Bimbingan dan Konseling 2022 di mulai dengan tahapan dari seting rencana, action atau pelaksanaan, dan pada akhirnya ada penilaian dan pelaporan dalam suatu periode waktu tertentu (tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian) agar seluruh kegiatan dapat terorganisasi secara sistematis.
Berdasarkan pada tujuan tersebut, maka susunan Program Bimbingan dan Konseling 2022 madrasah atau sekolah harus mengacu pada mengacu pada:
a. Landasan Yuridis
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
- Peraturan Pemerintah No 9 tahun 2005
- Permen 22 Tahun 2008 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
- KMA No 890 Tahun 2019 tentang pedoman pemenuhan beban kerja guru madrasah bersertifikat pendidik tersebut, Beban kerja dan Ekuivalensi bagi Guru BK dan TIK yang memiliki sertifikat pendidik.
b. Landasan Filosofis
Guru madrasah atau sekolah diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan bimbingan dan konseling, karena guru Bimbingan dan Konseling madrasah atau sekolah harus sesuai dengan spesifikasinya.
Atas dasar keilmuan inilah guru Bimbingan dan Konseling madrasah atau sekolah akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling) dan memahami proses pelayanan bimbingan konseling.
Dalam hal ini proses pelayanan bimbingan dan konseling tidak lain adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan bersama guru Bimbingan dan Konseling madrasah atau sekolah.
Dalam arti yang demikian pulalah, guru Bimbingan dan Konseling madrasah atau sekolah sebagai pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran.
c. Landasan Psikologis
Pelayanan Bimbingan dan Konseling didasarkan pada ketuntasan dari Tugas Perkembangan untuk jenjang MA atau SMA atau SMK, yang antara lain:
- Mencapai kematangan dalam beriman serta bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya dalam peranannya sebagai putra dan putri
- Mencapai kematangan pertumbuhan fisik yang sehat.
- Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
- Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
- Mencapai kematangan gambaran, sikap tentang kehidupan mandiri emosional, sosial, intelektual serta ekonomi.
- Mencapai kematangan gambaran sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat serta berbangsa.
- Mengembangkan potensi komunikasi sosial dan kecerdasan, serta art.
- Mencapai kematangan dalam sistem etika sopan satun dan nilai agama.
d. Landasan Sosial Budaya
Pelayanan Bimbingan dan Konseling juga mengacu pada kultur yang berlaku di madrasah atau sekolah. Kultur tersebut tertuang dalam visi dan misi madrasah atau sekolah.
Untuk itu, semua Program Bimbingan dan Konseling 2022 tidak lepas dari visi dan misi madrasah atau sekolah yang sudah disusun dan disepakati oleh seluruh komponen madrasah atau sekolah.
Program utama dari pelayanan bimbingan dan konseling madrasah atau sekolah jenjang MA atau SMA atau SMK lebih kearah membangun kemandirian dalam memecahkan masalah yang dihadapi serta memantapkan pilihannya dalam melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
e. Landasan Religius
Berdasar pada salah satu tujuan madrasah atau sekolah yaitu ingin membangun insan yang berakhlak mulia, maka seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling juga mengacu pada tujuan tersebut.
Untuk itu dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling selalu didasarkan pada nilai-nilai agama yang dianut oleh para peserta didik.
Proses Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling MA atau SMA atau SMKSecara umum Perencanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling didasarkan pada kebutuhan dan permasalahan yang secara aktual obyektif dan asumtif prediktif dirasakan dan dihadapi oleh peserta didik (Suharso:2009).
Aktual obyektif artinya kebutuhan dan permasalahan peserta didik yang diperoleh dari hasil aplikasi instrumentasi baik dengan test maupun non tes.
Sedangkan asumtif prediktif diperoleh dari hasil evaluasi program tahun yang lalu dan diperkirakan dibutuhkan oleh peserta didik untuk dimasukkan dalam program.
Berkaitan dengan itu, sebelum menyusun Program Bimbingan dan Konseling, harus dilakukan melakukan asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan dan potensi yang ada pada diri peserta didik.
Adapun Aplikasi Instrumentasi yang kami gunakan adalah Apliasi IKMS atau Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Peserta didik yang disusun oleh KES Konseling yang sudah di setandarisasi oleh ABKIN.
Adapun proses penyusunan Program pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut:
- Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan dan masalah peserta didik yang diperoleh dari hasil tes dan non tes ( IKMS)
- Mengidentifikasi hasil evaluasi program tahun lalu yang belum terlaksana dan sangat dibutuhkan para peserta didik.
- Mengidentifikasi asesmen dan potensi umum yang ada di madrasah atau disekolah
- Menyusun program BK berdasarkan kalender pendidikan dalam forum MGBK madrasah atau sekolah
- Mensosialisasikan Program BK tersebut kepada seluruh komponen madrasah atau sekolah.
Itulah Program Bimbingan dan Konseling 2022 Madrasah Aliyah MA atau SMA atau SMK semoga dapat bermanfaat.
