Problem Solving Siswa Dari Berbagai Pendekatan Konseling - BK Madrasah
News Update
Loading...

19 January 2022

Problem Solving Siswa Dari Berbagai Pendekatan Konseling

Perkembangan teknologi semakin memberikan peluang besar kepada Guru Bimbingan dan konseling untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensinya secara maksimal dan kontiu. Perkembangan remaja dari masa ke masa semakin menunjukkan kecerdasannya sebagai generasi penerus.

Menurut Plato pada abat ke-4 sebelum masehi kemampuan bernalar sudah muncul pada usia remaja di mana pada saat fase ini remaja sudah siap untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan matematika.

Pandangan Mengenai “stress” dan “badai” menurut G. Stanley Hall


Pandagan Mengenai “stress” dan “badai” menurut G. Stanley Hall (storm-and-stress view) merupakan konsep dari Hall yang menyatakan bahwa remaja merupakan masa pergolakan yang dipenuhi oleh kinflik dan perubahan suasana hati.

Hall sangat di pengaruhi oleh teori Charles Darwin tentang evolusi, Hall menyatakan bahwa bahwa semaua perkembangan remaja di control oleh factor factor sisiologis.
Problem Solving Siswa Dari Berbagai Pendekatan Konseling
Pendekatan dalam Konseling

Pandangan Sosio-Budaya Menurut Margaret Meat


Pandagan Sosio-Budaya Menurut Margaret Meat mengenai remaja, Meat berkesimpulan bahwa hakekat remaja tidak sebiologis yang di kemukakan oleh Hall, Namun lebih bersifat sosio-budaya. Budaya yang memberikan transisi yang landau atau gradual dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Problem Solving Siswa Dari Berbagai Pendekatan Konseling


Terdapat berbagai pendekatan konseling yang dapat digunakan konselor dalam memberikan layanan konseling individual dan kelompok kepada siswa. Pendekatan tersebut antara lain psikoanalisis, konseling berpusat pribadi, konseling behavior, konseling rasional-emotif behavior, konseling realitas, dan konseling ringkas berfokus solusi, dan konseling trait & factor.

Psikoanalisis


Pendekatan ini merupakan dasar dari konseling dan psikoterapi modern. Konseling ini berkembang dari hasil penelitian Freud terhadap konflik yang dialami sendiri, interaksi dengan orang tuanya, dan konflik yang dialami para pasien yang dibantunya.

Pada umumnya, pendekatan konseling yang muncul setelah psikoanalisis adalah pengembangan pendekatan tersebut atau modifikasi konsep dan prosedur psikoanalisis atau penentangan terhadap pendekatan tersebut (Corey, 2013).

Konseling Berpusat Pribadi


Empat periode perkembangan person-centered counseling (konseling berpusat pribadi), yaitu periode pertama: tahun 1940-an. Pada periode ini pendekatan ini bernama konseling nondirektif: alternatif bagi pendekatan direktif dan interpretif. Pendekatan ini lebih menekankan penciptaan suasana permisif dan nondirektif dalam proses konseling.

Periode kedua: Tahun 1950-an, pendekatan ini bernama Client-Centered Therapy yang Merefleksikan penekanan pada konseli daripada metode nondirektif.

Pada periode ini, Rogers menekankan perubahan dari klarifikasi/refleksi perasaan ke penekanan pada dunia fenomenologi konseli.

Periode Ketiga: 1950-an s.d 1970-an, pendekatan ini menekankan pada kondisi-kondisi konseling yang diperlukan dan mencukupi bagi perubahan konseli. Periode keempat: 1980-an dan 1990-an merupakan pengembangan pendekatan ini secara meluas dalam bidang pendidikan, industri, kelompok, resolusi konflik, dan pencarian perdamaian dunia. (Corey, 2013).

Konseling behavior


Merupakan pemisahan yang radikal dari psikoanalisis yang berlaku saat itu. Disamping itu, konseling ini banyak beda dari konseling lain karena penggunaan pembiasaan klasik dan pembiasaan operan terhadap penanganan berbagai perilaku bermasalah (Corey. 2013).

Konseling Rasional Emotif Behavior


Pendekatan ini dikembangkan Albert Ellis tahun 1955 dengan nama Rational Therapy karena ketidakpuasan Ellis terhadap efektivitas psikoanalisis. Awalnya Ellis mengembangkan pendekatannya dengan mengabungkan konseling humanistik, filosofis, dan behavior.

Pada tahun 1961, Ellis mengubah nama pendekatannya menjadi Rational Emotive Therapy (RET) dan tahun 1993 mengubah nama RET menjadi Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)

Pendekatan konseling realitas


Pendekatan ini dikembangkan terutama oleh William Glasser dengan nama Reality Therapy (terapi realitas) sejak tahun 1950-an dan 60-an (Glasser, 1984, Nelson-Jones, 2001). berkembang karena ketidakpuasan Glasser terhadap pelaksanaan praktik ancangan tradisional yang berlaku saat itu, terutama ancangan Psikoanalisis.

Berdasarkan pengalaman praktik dengan para konselinya, Glasser menemukan bahwa ancangan Psikoanalisis kurang efisien dan kurang efektif dalam membantu konseli mencapai peubahan yang diinginkan.

Karena itulah ia mengembangkan ancangan baru yang lebih efektif dan efisien dalam membantu konseli mengubah perilakunya sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara bertanggung jawab (Burks & Stefflre, 1979; Parrot, 2003; Sharf, 2004).

Konseling ringkas berfokus solusi (KRBS)


Konseling ringkas berfokus solusi (KRBS) berasal dari Solution-focused brief counseling (SFBC) yang merupakan salah satu model konseling postmodern yang paling penting (Corey, 2013). Model ini didirikan dan dikembangkan terutama oleh Steve de Shazer dan Insoo Kim Berg sejak dekade 1980-an di Brief Family Therapy Center di Milwaukee Wisconsin Amerika Serikat (Capuzzi & Gross, 2009; de Shazer, S. & Dolan, Y. 2007; Sharf, 2004).

Dalam perkembangannya, SFBC dipengaruhi model-model pemberian bantuan yang telah berkembang saat itu, diantaranya brief therapy yang dikembangkan Milton Erickson (Gladding, 2009), model perilaku, model kognitif-perilaku, dan sistem family therapy (Seligman, 2006).

Model KRBS tersebut banyak dibutuhkan pada era para konseli dan lembagalembaga pemberian bantuan psikologis menuntut layanan konseling yang singkat dan efektif. Demikian pula, keterampilan konseling singkat diperlukan konselor yang bekerja dalam latar pemberian bantuan yang diharapkan memberikan layanan yang lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat (Gladding, 2009).

Trait & Factor


Merupakan pendekatan konseling yang dikembangkan E. G. Williamson sejak tahun 1930-an (Patterson, 1980; Patterson & Welfel, 1994). pendekatan konseling tersebut juga dinamakan Ancangan Konseling Direktif (Directive Counseling). Dalam perkembangannya, ancangan konseling ini dapat dilacak pada Frank Parsons yang mendirikan Biro Vokasional Boston 1908 (Ivey, Ivey, & Simek-Morgan, 1993).

Disamping itu, ancangan tersebut berasal dari upaya-upaya pemberian bantuan dalam pembuatan keputusan pekerjaan/vokasional. Kemudian berkembang menjadi ancangan konseling pendidikan baik untuk mahasiswa di tingkat universitas maupun untuk para siswa di sekolah menengah. Namun demikian, pada perkembangan.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done